full cover Pemimpin dan PerubahanSecara pribadi saya sangat menikmati saat membaca bab empat dari buku yang membahas mengenai kepemimpinan perubahan ini. Saya lebih memfokuskan pada kiat semangat belajar. Pada buku ini semangat belajar terbagi menjadi beberapa aspek, yaitu keunggulan teknis, adaptasi diri, keberanian. Contohnya adalah ketika kita meninggalkan comfort zone pada diri kita dan berusaha mempelajari suatu hal yang baru. Mungkin pada awalnya akan merasa canggung, tetapi lama-kelamaan akan berkembang jika belajar dari kesalahan. Pada organisasi semangat belajar diperlukan oleh seorang pemimpin untuk meraih keberhasilan pada perubahan yang terjadi.

Hal yang membuat saya tertarik pada kiat semangat belajar karena menurut saya pribadi, suatu organisasi dapat berjalan dengan baik apabila dipimpin oleh pemimpin yang hebat. Pemimpin bagaikan nahkoda pada sebuah kapal yang besar maupun kecil. Oleh karena itu, untuk berjalannya suatu organisasi publik, sangat dibutuhkan seseorang yang mampu menahkodainya. Kepiawaian pemimpin sangat dibutuhkan untuk menjalankan organisasi sehingga mampu memberikan kontribusi yang terbaik terhadap organisasinya. Selain wawasan yang luas, sangat pula dibutuhkan pemimpin yang mampu untuk melakukan perubahan. Perubahan dapat saja terjadi mulai dari mindset, sistem, maupun budaya. Hal tersebut dapat dipelajari secara otodidak ataupun pendidikan formal, akan tetapi semangat untuk mempelajari sesuatu yang baru haruslah tinggi.

Bagi pemimpin dalam suatu perusahaan yang mengalami perubahan, sangat penting untuk mengetahui budaya yang ada di Indonesia. Sehingga perubahan yang terjadi dan segala keputusannya dapat disesuaikan dengan budaya yang ada di Indonesia. Menurut teori Hall (1990), orientasi waktu terbagi menjadi dua yaitu monochronic time dan polychronic time. Indonesia memiliki budaya polychronic time, yaitu secara garis besar masyarakat Indonesia dapat mengerjakan dua hal secara bersamaan dan fleksible. Indonesia juga termasuk high-context culture, collectivism, dan masih banyak teori mengenai budaya yang menjelaskan tentang Indonesia. Hal-hal seperti inilah yang perlu dipelajari agar perubahan yang terjadi dapat disesuaikan dengan keadaan organisasi di Indoensia.

Keunggulan teknis merupakan aspek keunggulan yang dimiliki oleh setiap pemimpin. Keunggulan ini menurut saya sangat diperlukan bagi seorang pemimpin. Dengan memiliki keunggulan teknis diatas para karyawan lainnya, maka seorang pemimpin akan disegani dan dihormati. Selain itu, menurut saya terlihat bahwa budaya Indonesia memiliki power distance  yang tinggi, maka itu perlulah sebagai pemimpin atau seseorang yang lebih tinggi memberikan contoh yang baik agar para karwayan dapat mencontoh dan melakukan hal yang baik pula. Meskipun memiliki karyawan dari Indonesia bagian manapun, jika pemimpin tersebut bisa memberikan keunggulan yang tinggi maka pemimpin tersebut akan dihormati oleh karyawannya.

Para narasumber mengetahui bahwa budaya yang ada di Indonesia sangat terkait dengan kedudukan hierarki. Maka itu para pemimpin menyadari apabila mereka sebagai pemimpin memiliki kemampuan teknis di bawah para karyawannya, maka akan sulit bagi mereka untuk dipandang dan disegani. Sebagai negara yang memiliki power distance yang tinggi, maka penting bagi para pemimpin untuk mengasah kemampuan teknis mereka agar wibawa mereka tetap terjaga.

Menurut saya sangatlah penting bagi seorang pemimpin yang mau belajar beradaptasi dengan perubahan yang baru. Pada era globalisasi seperti ini, teknologi, sistem, ekonomi sangat cepat berkembang. Jika para pemimpin tidak memiliki kemauan atau semangat belajar beradaptasi di era globalisasi seperti sekarang ini sangatlah sulit untuk mengejar ketertinggalan. Jika sebagai pemimpin memiliki semangat untuk belajar maka pengalaman-pengalaman yang dijalani merupakan pelajaran yang baik bagi organisasinya.

Banyak hal yang saya pelajari pada aspek semangat belajar yang dikemukakan oleh narasumber tersebut. Pemimpin dalam perubahan harus selalu banyak belajar dari lingkungannya, secara sistematis, dan lain-lain agar selalu mengembangkan diri mereka sendiri. Jika seorang pemimpin yang tersus mengembangkan dan mengasah kemampuannya, maka akan semakin mendapat perhatian, dihormati dan disegani oleh para karyawannya.

Secara umum, melihat kondisi Indonesia sebagai masyarakat multikultural, sebagai seorang pemimpin harus mampu bersikap adil dan mau belajar bahwa budaya mempengaruhi sikap para karwayannya dalam bekerja. Pemimpin juga harus peka terhadap perbedaan antar budaya yang ada di Indonesia. Peka terhadap budaya yang ada biasa disebut dengan intercultural sensitivity. Kemampuan ini dibutuhkan agar para pemimpin peka terhadap perbedaan budaya sehingga perubahan yang terjadi.

Dalam era globalisasi sekarang ini, tentu terjadi perubahan dalam tubuh organisasi yang sangat terasa akibatnya, misalnya di tempat kerja. Ada perubahan komposisi demografik dari para pekerja. Suatu organisasi akan selalu berubah dan berkembang sesuai dengan tuntutan perkembangan masyarakat, dan untuk itu juga diperlukan pola kepemimpinan yang berbeda pula. Etikanya seorang pemimpin harus bersikap kritis dan rasional, berani mengemukakan pendapat sendiri dan berani bersikap tegas sesuai dengan rasa tanggung jawab etis sendiri. Pemimpin harus mampu menetapkan aturan-aturan konvensional mengenai tingkah laku individu dalam masyarakat dan tata krama lahiriah untuk mengatur relasi antar pribadi, sesuai dengan status sosial budaya masing-masing individu.

Vinny Leonita           2009-070-088

Bachelor Student in Psychology

Atma Jaya Catholic University of Indonesia

About Poster

Global Indonesian Network – who has written posts on Global Indonesian Network.


Comments are closed.